Beliau memiliki nama asli "Muhammad bin Umar al-Razi al-Tabrastani al-Qurashi ". Beliau di juluki Fakhruddin al-Razi (kebanggan agama dari Rayy) oleh penduduk kota Rayy karena keahliannya di berbagai disiplin ilmu. Selain fakhruddin al-Razi, beliau juga memiliki beberapa gelar lain, seperti :Khatib al-Rayy, al-Imam dan Saikh al-Islam. Semua gelar-gelar tadi diberikan kepada beliau bukan tanpa alasan. Beliau dijuluki al-Imam, karena penguasaannya yang sangat mendalam di bidang usul fiqih dan kalam. Beliau juga disebut Khatib al-Rayy (da'i dari Rayy), karena beliau merupakan ulama terkemuka di Rayy saat itu. Beliau juga digelari Saikh al-Islam, karena otoritas yang beliau miliki dalam lintas disiplin ilmu di Herat.
Fakhruddin al-Razi lahir pada bulan Ramadhan 544H/1149M, di kota Rayy. Rayy adalah kota yang berada di daerah Jibal, Tenggara Teheran. Pada waktu itu, Rayy merupakan kota yang banyak melahirkan ulama, satrawan dan cendikiawan muslim terkenal, diantaranya :
-Abu Bakr Muhammad bin Zakariyya al-Razi, seorang filsuf dan pakar kedokteran
-Abdurrahman bin Abu Hatim al-Razi, ahli hadits
-Qutbuddin al-Razi, pakar logika dan matematika
-Abu al-Husayn Ahmad bin Faris bin Zakariyya al-Razi, pakar bahasa.Dan masih banyak lagi.
Fakhruddin al-Razi adalah seorang ulama yang menguasai berbagai bidang disiplin ilmu, antara lain: al-Qur'an, Hadits, Fiqih, Usul Fiqih, Sastra Arab, Perbandingan Agama, Fisika dan Kedokteran. Oleh karena penguasaan beliau terhadap berbagai bidang disiplin ilmu tersebut, menjadikan beliau berbeda dengan pemikir-pemikir muslim lainnya di kota Rayy.
Selain sebagai ulama dan cendikiawan yang menguasai berbagai bidang disiplin ilmu, Fakhruddin al-Razi juga merupakan seorang penulis yang sangat produktif. Karya-karyanya berjumlah kurang lebih 200 buah. Puluhan diantaranya telah diterbitkan. Namun masih banyak yang berupa manuskrip-manuskrip. Bahkan, masih banyak lagi karya-karya beliau yang hingga kini keberadaannya belum diketahui. Selain itu, beberapa diantara karya beliau menjadi rujukan wajib bagi para penimba ilmu saat itu,bahkan beberapa sekolah dan ilmuwan/ulama saat ini. Beberapa karya yang diciptakan beliau diantaranya:
-di bidang studi al-Qur'an: Mafatih al-Ghayb(al-Tafsir al-Kabir), Asrar al-Tanzil wa Anwar al_ta'wil, Khalq al-Qur'an, Tafsir surat al-Fatihah, Tafsir surat al-Baqoroh, Tafsir surat al-Ikhlas, Al-Tanbih 'ala ba'dh al-Asrar al-Mawdi'ah fi ba'dh Ayat al-Qur'an, dll...
-bidang Fiqih dan Usul Fiqih: Ihkam al-Ahkam, Ibtal al-Qiyas, Sharh al-Wajiz fi al-Fiqh, al-Baha'iyyah, al-Niha'iyyah al-Baha'iyyah fi al-Mabahith al-Qiyasiyyah, al-Ma'alim fi Usul al-Fiqh, al-Mahsul fi 'ilmi al-Usul, dll...
-Sastra Arab: Nihayat al-I'jaz fi Dirayat al-I'jaz, Sharh saqt al-Zandi li Abi al-Ma'ari, Sharh Nahj al-Balaghah li al-Imam 'Ali bin Abu Talib, dll...
-Kedokteran: Sharh al-Qanun (li Ibnu Sina), al-Tibb al-Kabir, Masa'il fi al-Tibb, dll...
Semua keahlian dalam berbagai disiplin ilmu yang beliau miliki, tak lain dan tak bukan merupakan buah manis dari pengembaraan intelektual yang panjang dan jauh, yang beliau lakukan. Dalam pengembaraan intelektualnya, beliau berguru kepada berbagai ulama, baik didalam maupun luar kota Rayy. Berikut adalah sekilas pengembaraan intelektual yang beliau lakukan:
-Setelah guru pertama sekaligus ayahnya wafat,saat itu beliau berusia 15 tahun, beliau memulai perjalanan intelektualnya. Perjalanan pertamanya menuju Simnan. Disana beliau belajar fiqih dengan ahli fiqih dan teolog bernama al-Kamal al-Simnani.
-Setelah beberapa waktu, beliau kembali ke Rayy untuk belajar teolog dan filsafat kepada Majduddin al-Jilli yang merupakan murid Imam Al-Ghozali.
-Beliau menemani gurunya (Majduddin al-Jilli) yang pindah ke Maraghah.
-Setelah berguru pada Majduddin al-Jilli, beliau pergi ke Kahawarzm. Disana beliau berdebat dengan tokoh-tokoh muktazillah dan teolog kristen.
-Akibat perdebatan beliau dengan tokoh-tokoh muktazillah tersebut, menyebabkan beliau meninggalkan Khawarzm, dan akhirnya kembali pulang ke Rayy.
- Pada tahun 580H/1184M, saat itu beliau berusia 35 tahun, merantau lagi ke Transoxiana melalui Sarkhes dan menetap kurang lebih 2 tahun.
-Setelah itu, beliau pergi ke Bukhara dan berdialog dengan sejumlah ahli fiqih dari mazhab Hanafi disana.
-Semasa di Bukhara, beliau sempat berkunjung ke Ghaznah, lalu kembali lagi ke Bukhara.
-Setelah Bukhara, perjalanan beliau berlanjut menuju Samarkand.
-Dari Samarkand, beliau berkunjung lagi ke ke Ghaznah. Disana, beliau mendapat sambutan hangat dan perlindungan dari raja Ghaznah,Shihab al-Din al-Ghuri, serta saudaranya, Ghiyath al-Din. Beliau berhasil mengubah Ghiyath al-Din yang awalnya meyakini doktrin karramiyah menjadi ahlu sunnah.
-Dan akhirnya, perjalanan intelektual seorang Fakhruddin al-Razi berujung di Herat. Disana, beliau menjadi pengajar anak sultan Khurasan Ali al-Din Khawarazamshah Tukush. Beliau juga menetap disana hingga akhir hayatnya. Beliau wafat di desa Muzdakhan, Herat, pada tahun 606H/maret 1210M, dalam usia 62 tahun.
Wow, kayak mbaca Wikipedia.
BalasHapusmaklum msh amatiran,do'akan semoga seiring berjalannya waktu kami bs menyajikan artikel yg lebih baik
Hapusboleh share x reference die sbb nak buat assignment pasal imam ar razi mohon pertolongan
BalasHapusmakasih buat infonya oya ini sumbernya dari mana? minta ijin copy ya terimaksaih banyak
BalasHapusmakasih buat infonya oya ini sumbernya dari mana? minta ijin copy ya terimaksaih banyak
BalasHapus